Satu Triliun untuk Kakao

Posted by Muhammad Munandar on Sabtu, 19 Februari 2011

Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla telah memutuskan agar pemerintah menyiapkan dana Rp 1 triliun dari APBN 2009, untuk merevitalisasi kembali perkebunan rakyat kakao di Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Revitalisasi tanaman kakao akan dilakukan selama tiga hingga empat tahun. Pemerintah berkeyakinan jika perkebunan rakyat yang menjadi bahan baku untuk coklat tersebut tidak direvitalisasi, maka justru kerugian besar akan terjadi dan dialami petani.

Kerugian yang diperkirakan terjadi mencapai Rp 3,5 triliun setiap tahunnya. Deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Perikanan Bayu Krisnamurti mengatakan hal itu kepada pers, seusai mengikuti rapat koordinasi yang dipimpin Wapres Kalla di Istana Wapres, Jakarta, Rabu (6/8) siang ini. Rapat berlangsung sejak pukul 10.30 wib hingga pukul 13.30 membahas tak hanya membahas soal revitalisasi kakao, tetapi juga produksi beras dan revitalisasi tambak udang di Pulau Sulawesi. Bayu Krisnamurti mewakili Pelaksana Tugas (Plt) Menko Perekonomian yang merangkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, yang berhalangan hadir karena tengah mengikuti pertemuan internasional di Australia.
Hadir pula Menteri Pertanian Anton Apriyantono, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Dirut Perum Bulog Mustafa Abubakar, Kepala Badan Analisas Fiskal Anggito Abimanyu dan sejumlah direksi perbankan seperti Dirut Bank Mandiri Agus Martowardoyo. “Revitalisasi dilakukan karena perkebunan kakao seluas 70.000 hektar mengalami kerusakan akibat serangan hama. Tanaman itu akan diganti dengan tanaman baru berikut program rehabilitasinya. Ini untuk menjaga kesinambungan pendapatan petani kakao,” ujar Bayu. Total luas perkebunan kakao seluas 300.000 hektar. Produksi kakao Pulau Sulawesi memegang peranan utama mengingat 65 persen ekspor kakao ke luar negeri berasal dari Sulawesi. Selain memanfaatkan kredit bersubsidi yang dialokasikan untuk revitalisasi pertanian yang belum terserap, rakor juga membicarakan penganggaran melalui APBD dan sindikasi perbankan. Pendanaan ini juga untuk meningkatkan produksi beras Sulawesi sebesar 2 juta ton dan peningkaan produksi udang.
Bookmark and Share