BPNews- Putusan Komite Pemilihan PSSI yang meloloskan Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie serta menggugurkan George Toisutta dan Arifin Panigoro sebagai calon Ketua Umum PSSI dinilai sebagai puncak kegentingan sepak bola Indonesia. Kini telah terjadi diskoneksi antara PSSI sebagai lembaga yang berwenang mengatur sepak bola dengan suara masyarakat sebagai pemangku kepentingan terbesar sepak bola.
Seperti diketahui, Sebelumnya Menegpora Andi Mallarangeng meminta Komite Banding untuk mengoreksi pemilihan Ketua Umum PSSI. Hal ini dianggap sebagai intervensi pemerintah terhadap organisasi Sepak bola dan mengundang ancaman FIFA memberikan sanksi terhadap Timnas Indonesia dan klub-klub yang berada dibawah naungan PSSI tidak dapat bermain di ajang internasional.
Menurut Hinca, Sekretaris Divisi Komunikasi Politik DPP Partai Demokrat, negara melalui pemerintah tidak boleh melakukan intervensi terhadap organisasi sepakbola baik disengaja maupun tidak, karena melanggar pasal 13 dan 17 FIFA. "Begitu dia mencampuri proses pemilihan, tiada ampun(FIFA akan menjatuhkan Sanksi)," kata Hinca.
Sementara itu, banyak pihak yang menyayangkan sikap Nurdin Halid yang ngotot maju sebagai calon Ketua Umum PSSI yang dinilai tidak menggunakan hati nurani. seorang pengamat sepakbola memberikan contoh bagaimana Azwar Anas memilih mundur setelah terjadi kasus gol bunuh diri yang disengaja Mursyid Efendi pada ajang Piala Tiger, lebih satu dekade silam. Sementara Agum Gumelar menolak kembali dicalonkan karena dua kali gagal membawa Indonesia juara Piala Tiger. (TIM)