Menurut dia, perubahan iklim yang sangat ekstrem membuat terjadinya migrasi burung lokal secara besar-besaran. Akibatnya, burung pemakan ulat berkurang. Padahal, di satu sisi terjadi migrasi kupu-kupu dari luar daerah ke Jawa Timur.
Soekarwo mengatakan, untuk pemusnahan ulat bulu telah dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida di seluruh tanaman yang diserang.
Serangan ulat bulu pertama kali terjadi di Probolinggo pada Maret lalu. Dari catatan Dinas Pertanian, ulat bulu di Probolinggo setidaknya telah menyerang ribuan pohon mangga di empat Kecamatan yaitu 2067 pohon mangga dikecamatan Leces, kemudian 3464 pohon di kecamatan Tegalsiwalan, 1640 pohon di kecamatan Bantaran, serta 770 pohon di Kecamatan Sumberasih.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur Wibowo Eko Putro mengatakan saat ini mayoritas ulat bulu sudah menjadi kepompong. "Meski sudah jadi kepomong pembasmian tetap kita lakukan," kata Eko.
Eko menjamin untuk pembasmian pihaknya masih memiliki stok sebanyak tujuh ribu liter insektisida yang siap didistribusikan ke daerah yang memerlukan. Tak hanya itu, pihaknya juga siap menerjunkan tim untuk membantu pemusnahan ulat-ulat yang mayoritas menyerang pohon mangga tersebut.