Ribut-ribut soal meteor yang kini masih menjadi perbincangan di tengah masyarakat kita tinggalkan dahulu sebab masih banyak fenomena astronomi menarik yang terjadi selama bulan ini. Setelah beberapa meteor sporadik yang menghantam wilayah Indonesia beberapa waktu lalu, disusul terjadinya puncak hujan meteor Eta Aquarids pada Jumat dinihari. Kini langit Indonesia juga dihias oleh munculnya beberapa planet yang cukup terang seperti Venus, Mars dan Saturnus pada sore hari serta kemunculan Jupiter dan Merkurius pada pagi hari.
Jika masih belum puas menyaksikan jangan khawatir sebab ada satu fenomena astronomi yang sangat menarik yang mungkin hanya bisa kita saksikan sekali selama hidup kita. Ia adalah peristiwa “Gerhana Venus” atau sering disebut sebagai okultasi Venus yaitu fenomena saat planet Venus, benda langit paling terang nomor 3 setelah Matahari dan Bulan dan sering disebut sebagai ‘bintang Kejora” ini akan bermain petak umpet. Ya, di langit Barat sore hari setelah Matahari terbenam Planet ini tiba-tiba ‘menghilang’ dari pandangan karena bersembunyi di belakang wajah Bulan sabit muda yang sore itu belum genap berumur 3 hari.
Okultasi dan Transit
Okultasi bisa dipahami sebagai fenomena astronomi saat sebuah benda langit tertutup oleh benda langit lainnya yang lebih besar dilihat dari lokasi pengamat di Bumi. Okultasi dalam bahasa awamnya juga disebut sebagai ‘gerhana’ misalnya saat piringan Matahari tertutup oleh piringan Bulan yang lebih besar maka sering dikatakan sedang terjadi Gerhana Matahari Total . Padahal istilah yang seharusnya adalah okultasi Matahari oleh Bulan. Pada umumnya peristiwa okultasi terjadi saat sebuah bintang atau planet atau asteroid tertutup oleh piringan Bulan. Namun okultasi juga bisa terjadi saat sebuah bintang atau planet ditutupi oleh planet lain yang memiliki diameter lebih besar misalnya pernah saat bintang Regulus tertutup oleh planet Venus pada tahun 1959.
Jika masih belum puas menyaksikan jangan khawatir sebab ada satu fenomena astronomi yang sangat menarik yang mungkin hanya bisa kita saksikan sekali selama hidup kita. Ia adalah peristiwa “Gerhana Venus” atau sering disebut sebagai okultasi Venus yaitu fenomena saat planet Venus, benda langit paling terang nomor 3 setelah Matahari dan Bulan dan sering disebut sebagai ‘bintang Kejora” ini akan bermain petak umpet. Ya, di langit Barat sore hari setelah Matahari terbenam Planet ini tiba-tiba ‘menghilang’ dari pandangan karena bersembunyi di belakang wajah Bulan sabit muda yang sore itu belum genap berumur 3 hari.
Okultasi dan Transit
Okultasi bisa dipahami sebagai fenomena astronomi saat sebuah benda langit tertutup oleh benda langit lainnya yang lebih besar dilihat dari lokasi pengamat di Bumi. Okultasi dalam bahasa awamnya juga disebut sebagai ‘gerhana’ misalnya saat piringan Matahari tertutup oleh piringan Bulan yang lebih besar maka sering dikatakan sedang terjadi Gerhana Matahari Total . Padahal istilah yang seharusnya adalah okultasi Matahari oleh Bulan. Pada umumnya peristiwa okultasi terjadi saat sebuah bintang atau planet atau asteroid tertutup oleh piringan Bulan. Namun okultasi juga bisa terjadi saat sebuah bintang atau planet ditutupi oleh planet lain yang memiliki diameter lebih besar misalnya pernah saat bintang Regulus tertutup oleh planet Venus pada tahun 1959.
Ada lagi peristiwa yang merupakan kebalikan dari okultasi ini yaitu fenomena astronomi yang dinamakan transit, yaitu saat sebuah benda langit melintas tepat di depan benda langit lainnya lain yang memiliki diameter sudut lebih besar. Peristiwa transit Venus di depan Matahari misalnya, selama abad 21 ini terjadi 2 kali yaitu pada 8 Juni 2004 dan 6 Juni 2012 yang akan datang. Kecuali Venus, planet yang mengalami transit di depan Matahari adalah Merkurius. Dan selama abad 21 transit Merkurius terjadi sebanyak 14 kali diantaranya yang pernah pada tahun 2003 dan 2006 serta yang paling dekat adalah transit Merkurius pada 9 Mei 2016 yad.
Istilah transit juga biasa digunakan saat satelit (bulan) Jupiter melintas di wajah planet induknya dan saat peristiwa ini terjadi biasanya dikuti dengan terlihatnya noktah hitam di wajah Jupiter yang tidak lain adalah bayangan dari satelitnya. Dengan peristiwa transit ini pula seorang astronom dapat mendeteksi adanya planet yang mengorbit sistem bintang di luar sistem tata surya kita.
Istilah transit juga biasa digunakan saat satelit (bulan) Jupiter melintas di wajah planet induknya dan saat peristiwa ini terjadi biasanya dikuti dengan terlihatnya noktah hitam di wajah Jupiter yang tidak lain adalah bayangan dari satelitnya. Dengan peristiwa transit ini pula seorang astronom dapat mendeteksi adanya planet yang mengorbit sistem bintang di luar sistem tata surya kita.
Cara menonton Gerhana Venus
Tidak terlalu sulit untuk dapat menyaksikan gerhana yang dialami oleh planet Venus saat terjadinya peristiwa yang dinamakan okultasi ini. Peristiwanya sendiri akan terjadi nanti pada Minggu sore tanggal 16 Mei 2010 beberapa menit setelah terbenamnya Matahari terbenam di langit bagian Barat. Sayangnya tidak seluruh kawasan Indonesia dapat menyaksikan peristiwa ini secara utuh, bahkan untuk sebagian besar wilayah Timur Indonesia sama sekali tidak bisa menyaksikan dikarenakan planet Venus sudah terbenam saat okultasi terjadi. Tepatnya untuk wilayah Yogyakarta dan sekitarnya kontak pertama akan terjadi pada sekitar pukul 18:50 WIB yaitu saat piringan bawah Venus menyentuh piringan atas Bulan. Selanjutnya tidak sampai 1 menit kemudian seluruh wajah Venus benar-benar tertutup oleh piringan Bulan. Kemudian selama hampir 1 jam planet Venus akan ‘bersembunyi’ di belakang Bulan sebelum planet ini kembali akan menampakkan diri di sisi bawah sabit Bulan yang bersinar tepatnya pada pukul 19.27 WIB. Sayangnya saat kontak akhir tersebut terjadi, di Yogyakarta posisi Venus berada sangat rendah dekat ufuk sehingga sulit diamati, namun pengamat yang berada lebih Barat akan lebih berkesempatan untuk menyaksikan semua tahapan okultasi ini.
Tidak terlalu sulit untuk dapat menyaksikan gerhana yang dialami oleh planet Venus saat terjadinya peristiwa yang dinamakan okultasi ini. Peristiwanya sendiri akan terjadi nanti pada Minggu sore tanggal 16 Mei 2010 beberapa menit setelah terbenamnya Matahari terbenam di langit bagian Barat. Sayangnya tidak seluruh kawasan Indonesia dapat menyaksikan peristiwa ini secara utuh, bahkan untuk sebagian besar wilayah Timur Indonesia sama sekali tidak bisa menyaksikan dikarenakan planet Venus sudah terbenam saat okultasi terjadi. Tepatnya untuk wilayah Yogyakarta dan sekitarnya kontak pertama akan terjadi pada sekitar pukul 18:50 WIB yaitu saat piringan bawah Venus menyentuh piringan atas Bulan. Selanjutnya tidak sampai 1 menit kemudian seluruh wajah Venus benar-benar tertutup oleh piringan Bulan. Kemudian selama hampir 1 jam planet Venus akan ‘bersembunyi’ di belakang Bulan sebelum planet ini kembali akan menampakkan diri di sisi bawah sabit Bulan yang bersinar tepatnya pada pukul 19.27 WIB. Sayangnya saat kontak akhir tersebut terjadi, di Yogyakarta posisi Venus berada sangat rendah dekat ufuk sehingga sulit diamati, namun pengamat yang berada lebih Barat akan lebih berkesempatan untuk menyaksikan semua tahapan okultasi ini.
Apakah perlu peralatan khusus untuk menyaksikan fenomena ini? Jawabannya tentu tidak, sebab dengan mata telanjang saja kita bisa menyaksikan peristiwa ini dengan baik, sebab planet Venus yang kali ini memiliki magnitude -3,9 cukup terang dilihat langsung dengan mata telanjang. Demikian juga halnya dengan Bulan yang akan menutup Venus. Kali ini Bulan sedang pada fase bulan sabit muda di usianya yang sudah 3 hari dengan iluminasi mencapai 7% akan sangat mudah dilihat setelah Matahari terbenam.
Namun demikian tidak ada salahnya jika kita memiliki teleskop maupun binokuler, maka kedua benda ini bisa kita gunakan. Setidaknya kedua alat ini akan banyak membantu membesarkan cintra obyek sehingga lebih jelas. Apalagi jika ada kamera yang bisa kita bawa untuk mengabadikan peristiwa ini baik dalam bentuk citra gambar diam maupun video tentu akan lebih lengkap.
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah lokasi pengamatan. Saat kontak awal di Yogyakarta posisi Venus dan Bulan cukup rendah sekitar 8° maka pilihlah lokasi pengamatan yang memiliki horizon Barat cukup terbuka alias tidak tertutup oleh gedung-gedung maupun pepohonan apalagi pegunungan yang bisa menghalangi pandangan kita.
Asal tahu saja peristiwa astronomi seperti okultasi dan transit planet adalah peristiwa yang sangat langka atau jarang terjadi. Beruntung kita dapat mengalami saat fenomena okultasi Venus kali ini, sebab berdasarkan perhitungan para astronom okultasi yang terjadi pada hari Minggu nanti hanya akan berulang pada tahun 2052 yad. Maka dari itu jangan lewatkan fenomena ini atau anda tidak akan pernah menyaksikannya lagi seumur hidup Akhirnya kita hanya bisa berharap semoga saat fenomena berlangsung nanti kondisi langit cukup menguntungkan alias cerah.